Wednesday, May 29, 2013

Rongga Dada

Sebelumnya ...

Rongga dada atau rongga torak sebagian besar diisi oleh paru-paru, yang berbentuk seperti kerucut dengan puncak yang tumpul. Paru-paru adalah organ yang elastis. Mediastinum sentral membagi rongga dada dan juga paru-paru menjadi bagian kiri dan kanan. Jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar bisa ditemukan dalam mediastinum sental ini. Setiap paru-paru mempunyai apeks (bagian atas paru-paru) dan basis. Pembuluh darah paru-paru dan bronkial, saraf dan  pembuluh limfe memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru-paru. Paru-paru kanan lebih besar dari pada paru-paru kiri dan terbagi menjadi tiga lobus oleh fissure interlobaris. Paru-paru kiri dibagi menjadi dua lobus.
Lobus-lobus tersebut dibagi lagi menjadi segmen sesuai dengan segmen bronkusnya. Paru-paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru-paru kiri dibagi menjadi 9. Proses patologis seperti atelektasis dan pneumonia seringkali hanya terbatas pada satu lobus atau segmen saja. Karena itu Pengetahuan tentang anatomi segmen-segmen paru penting sekali, tidak hanya untuk ahli radiologim bronkoskopi dan ahli bedah toraks, tetapi juga bagi perawat dan ahli terapi pernapasan, perlu mengetahui dengan tepat letak lesi agar dapat menerapkan keahlian mereka sebagaimana mestinya.
Suatu lapisan tipis yang kontinu mengandung kolagen dan jaringan elastis, dikenal sebagai pleura, melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi setiap paru-paru (pleura viseralis). Di antara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu lapisan tipis cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan dan untuk mencegah pemisahan torak dan paru-paru, yang dapat dianalogikan seperti dua buah kaca objek akan saling melekat jika ada air. Kedua kaca objek tersebut dapat bergeseran satu dengan yang lain tetapi keduanya sulit untuk dipisahkan.
Hal yang sama juga berlaku pada cairan pleura di antara paru-paru dan toraks. Karena tidak ada ruangan yang sesungguhnya memisahkan pleura parietalis dan pleura viseralis, maka apa yang disebut sebagai rongga pleura atau kavitas pleura sesungguhnya hanyalah sebuah ruangan potensial saja. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, mencegah kolaps paru-paru. Bila terserang penyakit, pleura mungkin mengalami peradangan, atau udara atau cairan dapat masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan paru-paru tertekan atau kolaps.
Ada tiga faktor yang mempertahankan tekanan negatif yang normal ini. Pertama jaringan elastis paru-paru memberikan kekuatan kontinu yang cenderung untuk menarik paru-paru menjauh dari dinding toraks; misalnya setelah lahir paru-paru cenderung untuk mengkerut ke ukuran aslinya yang lebih kecil yang pada bentuk sebelum mengembang pertama kalinya. Tetapi, permukaan pleura visceralis dan pleuran parietalis yang saling menempel itu tidak dapat dipisahkan, sehingga kekuatan kontinu yang cenderung untuk memisahkannya tetap ada. Kekuatan ini dikenal sebagai tekanan negative dari ruang pleura. Tekanan intrapleura secara terus-menerus bervariasi sepanjang siklus pernapasan, tetapi selalu negatif.
Faktor utama kedua dalam mempertahankan tekanan negatif intrapleura adalah kekuatan osmotic yang terdapat di seluruh membran-membran pleura. Cairan dalam keadaan normal akan bergerak dari kapiler di dalam pleura parietalis ke ruang pleura dan kemudian diserap kembali melalui pleura visceralis. Pergerakan cairan pleura mengikuti dianggap mengikuti hokum Starling tentang pertukaran transkapiler (Light, 1984); yaitu, pergerakan cairan bergantung pada selisih perbedaan antara tekanan hidrostatik darah yang cenderung mendorong cairan keluar dan tekanan onkotik dari protein plasma yang cenderung menahan cairan agar tetap di dalam. Karena selisih perbedaan absorpsi cairan pleura melalui pleuran visceralis lebih besar daripada selisih perbedaan pembentukan cairan oleh pleura parietalis dan karena permukaan pleura visceralis lebih besar maka pada ruang pleura secara normal hanya terdapat beberapa milliliter cairan.
Faktor ketiga yang mendukung tekanan negatif intrapleura adalah kekuatan pompa limfatik. Sejumlah kecil protein secara normal memasuki ruang pleura tetapi akan dikeluarkan oleh sistem limfatik dalam pleura parietalis; maka akumulasi protein di dalam ruang intrapleura akan mengacaukan keseimbangan osmotic normal tanpa pengeluaran limfatik. Ketiga faktor ini, kemudian, mengatur dan mempertahankan tekanan negatif intrapleura normal. Diafragma merupakan otot berbentuk kubah yang membentuk dasar rongga toraks dan memisahkan rongga tersebut dari rongga abdomen.

No comments:

Post a Comment