Wednesday, July 18, 2012

Anafilaksis: Sebuah Update terhadap Manajemen - Bagian I

Dari Modul Belajar BMJ ---
Post ini adalah bagian pertama dari dua bagian tulisan. Bagian kedua dapat ditemukan di sini.

Anafilaksis adalah suatu reaksi berat, mengancam jiwa dan sistemik mempengaruhi seluruh rentang usia. Mekanisme yang mendasarinya adalah pelepasan mediator kimia aktif dari sel mast atau basofil, atau dari keduanya.
Anafilaksis melibatkan salah satu atau keduanya dari:
  1. Kesulitan bernafas (mungkin diakibatkan oleh edema laring dan asma)
  2. Hipotensi (bisa berupa terhuyung, kolapse, atau kehilangan kesadaran)
Anafilaksis terjadi secara akut dan tidak terduga. Angka kejadiannya tidak diketahui pasti. Anda harus memberikan penanganan segera dengan adrenalin(epinefrin), steroid, dan antihistamin untuk menyelamatkan nyawa.
Jika seorang pasien mengalami reaksi alergi saat melakukan prosedur, misalnya pengambilan sampel darah atau pencabutan gigi, kemungkinan ia mengalami alergi terhadap lateks. Terutama jika tanda-tanda alergi sangat jelas seperti kesulitan bernafas disertai edema wajah dan lidah. Walaupun ada riwayat makan seafood beberapa jam sebelumnya, namun ini sudah terlalu lama, kecil kemungkinan ini penyebabnya. Dipikirkan pula kemungkinan refleks vasovagal saat pengambilan sampel darah, namun tanda-tanda lebih mengarah ke alergi.
Jadi segera berikan adrenalin 1:1000 secara intramuskular, ini merupakan langkah awal pada pasien dengan reaksi anafilaksis (sulit bernafas, hipotensi). Stimulasi alfa adrenergik akan memperbesar resistensi vaskuler perifer, memperbaiki tekanan darah dan perfusi jantung, mengurangi vasodilatasi perifer, dan menurunkan bengkak karena angioedema. Stimulasi beta adrenergik menghasilkan efek inotropik dan kronotropik positif pada jantung dan stimulasi reseptor beta2 menyebabkan bronchodilatasi. Adrenalin untuk keperluan ini jangan diberikan secara subkutan, sebab penyerapannya terlalu lambat. Boleh diberikan secara IV, namun harus oleh dokter yang terlatih dan dengan menggunakan ECG. Angioedema biasanya disertai dengan urtikaria. Angioedema yang melibatkan saluran nafas bagian atas bisa menyebabkan obstruksi yang mengancam jiwa. Angioedema biasanya dapat diperbaiki dengan antihistamin dan pada kasus yang berat bisa dengan bantuan steroid. Bila pasien datang dengan angioedema-tanpa urtikaria, maka harus dipertimbangkan reaksi obat, terutama ACEI dan NSAID. Defisiensi C1 esterase inhibitor adalah salah satu penyebab angioedema-tanpa urtikaria, namun sangat jarang. Hal ini harus disingkirkan dengan pemeriksaan kadar C1 dan C4 darah, karena penanganannya berbeda.

Anafilaksis dengan riwayat hipertensi
Pada pasien anafilaksis yang ada ketahui ada riwayat hipertensi, dosis adrenalin yang diberikan tetap sama yaitu 0,5 ml adrenalin 1:1000 intramuskuler. Bila diperlukan efek adrenergik yang lebih kuat, bila ditambahkan dosis lebih lanjut. Yang penting jangan menunda pemberian adrenalin pada pasien anafilaksis !
Sebaiknya tidak diberikan beta bloker pada pasien yang memiliki resiko anafilaksis tanpa konsultasi spesialis. Termasuk obat tetes mata yang mengandung beta bloker.

Penyebab anafilaksis pada pasien harus diidentifikasi, sehingga bisa ia hindari dan pasien dapat diberikan edukasi mengenai penanganan bila terjadi reaksi serupa di kemuadian hari.

Reaksi anafilaksis bisa terjadi secara bifasik, atau pun bisa terjadi reaksi lambat, sehingga pasien dengan anafilaksis harus diobservasi selama 6-8 jam pada fasilitas yang memiliki peralatan resusitasi yang memadai. Hal ini terjadi pada 1-20% anafilaksis. Pemberian antihistamin dan steroid pada reaksi awal menurunkan risiko kejadian bifasik.
Bisa diberikan 200 mg Hidrokortison dan 10 mg klorfeniramin IM sebelum dikirim ke RS.

Pasien anafilaksis biasanya akan dibekali dengan autoinjektor seperti  Gambar di atas. Sebaiknya mereka diberi dua, dengan tujuan:
1. Cadangan bila ada kerusakan
2. Pasien bisa saja membutuhkan dua dosis adrenalin.
Jarak antara dosis pertama dengan dosis berikutnya adalah 5 menit, bila belum ada perkembangan.

Urtikaria
Urtikaria ditandai dengan bengkak yang biasanya menyertai angioedema (kemerahan). Urtikaria akut biasanya disebabkan oleh alergi makanan, obat seperti AB, dan NSAID dan opiat, komponen darah saat transfusi, media kontras pemeriksaan radiologi. Harus di ingat bahwa urtikaria bisa merupakan gejala penyerta pada infeksi virus dan demam. Pada 50% kasus, penyebabnya tidak diidentifikasi. Prinsip manajemen urtikaria akut adalah menghindari/menghilangkan alergen dan penggunaan antihistamin.

Lanjutkan membaca bagian II

1 comment:

  1. 3D printing for the new 3D model - Work Tomake Money
    It's 바카라 a fun game to create and use. The basic 샌즈카지노 3D model is simple, simple, and easy to learn. There are หารายได้เสริม three levels: 3D models. These

    ReplyDelete