Wednesday, July 18, 2012

Anafilaksis- Sebuah Update Manajemen - Bagian II

Tulisan ini adalah bagian kedua dari dua bagian tulisan. Bagian pertama dapat anda baca di sini.


Poin Kunci:
  • Anafilaksis adalah reaksi berat dan mengancam jiwa yang bisa mengenai semua rentang usia
  • Ringan berat reaksi sebelumnya tidak bisa meramalkan bagaimana reaksi yang akan terjadi berikutnya
  • Penggunaan adrenalin dengan segera, memperbaiki outcome
  • Adrenalin IM adalah terapi first line. Adrenalin IV dicadangkan untuk kasus unresponsive anaphylaxis atau kolaps (Adrenalin IV hanya boleh diberikan oleh dokter yang berpengalaman dan dengan bantuan monitor jantung.
  • Pertimbangkan untuk meresepkan autoinjektor untuk pasien yang mengalami reaksi alergi sistemik, tergantung risiko paparan berikutnya.

 Guidelines

  •  Beri Oksigen
  • Bila ada Wheezing, stridor, distress, atau gejala klinis syok, beri adrenalin 0,5ml 1:1000 (500mikrogram) IM. Ulangi setelah 5 menit, bila tidak ada perbaikan.
  • Lalu berikan klorfeniramin 10 mg IM atau IV secara perlahan. (Difenhidramin 10-50 mg boleh digunakan jika tidak tersedia klorfeniramin).
  • Hidrokortison 200mg secara IM atau IV perlahan.
  • Kalau tanda-tanda klinis syok tidak segera teratasi dengan obat, segera berikan 1-2 liter cairan IV (lebih baik menggunakan kristaloid)
  • Boleh menggunakan salbutamol jika bronkospasme sangat berat dan respon terhadap adrenalin tidak memadai.
  • Jika keadaan syok sangat mengancam jiwa, berikan KJL bila perlu dan berikan adrenalin 1:10000 IV (ini sangat berbahaya dan hanya boleh dilakukan oleh petugas/dokter terlatih)
Clinical Tips
  • Manifestasi kulit dari anafilaksis ditemukan secara bervariasi pada 80% kasus, samar-samar atau sangat parah.
  • Setelah diagnosis anafilaksis ditentukan, prioritas selanjutnya adalah pemberian adrenalin 0,5ml 1:1000 IM segera.
  • dosis adrenalin pada epifen adalah 300mikrogram. 
Komunikasi
  • Jika pasien alergi terhadap suatu obat, pastikan selalu beritahu pasien tersebut.
  • Minta pasien anda untuk menyampaikan alerginya, jika ia menemui dokter lain
  •  Jika merujuk pasien dengan riwayat alergi, sampaikan hal ini pada dokter yang ada rujuk.
  • Tempatkan peringatan alergi tersebut di bagian depan.
  • Buatlah suatu sistem agar semua staff anda tahu kalau seorang pasien alergi.
Pasien anafilaksis harus di observasi pada fasilitas yang memiliki peralatan resusitasi yang memadai selama 6-8 jam karena adanya kemungkinan reaksi bifasik dan lambat.

Baca bagian pertama tulisan ini

No comments:

Post a Comment