Wednesday, July 18, 2012

Stress Ulcer -- Terapi

dr. Fahmi Syarif (22 Maret 2012)

Perlakukan penderita stress ulcer sebagai pasien yang mengalami perdarahan. Segera berikan resusitasi cairan dan koreksi kelainan trombosit yang terjadi. Jika pasien memerlukan transfusi darah, harus diberikan segera. Pada pasien yang mengalami sepsis, berikan antibiotik spektrum luas, dan segera tangani sumber infeksinya. Penanganan sepsis yang segera, sangat membantu dalam menghentikan stress ulcer yang terjadi.

Pemberian larutan garam untuk membilas lambung membantu menghilangkan penumpukan darah sehingga mencegah distensi lambung. Dekompresi nasogastrik juga berguna untuk mengevakuasi bahan-bahan berbahaya dari lambung seperti cairan empedu dan pankreas yang bisa lebih memperparah keadaan lambung. Dengan pendekatan ini, lebih dari 80% pasien akan berhenti perdarahannya.

Jika aspirasi pipa nasogastrik sudah bersih dari darah, yang menandakan perdarahan telah berhenti maka, pH lambung harus dijaga di atas 5 dengan obat-obat anti sekresi asam lambung. Biasanya kita menggunakan proton pump inhibitor, atau H2  receptor antagonis dengan atau tanpa bantuan antasida.

Teknik-teknik lain menuntut peralatan yang lebih canggih dan juga masih sedikit data yang mendukung modus terapi seperti penggunaan endoskop untuk kauterirasi dan koagulasi sumber perdarahan, penggunaan vasopresin secara selektif pada cabang pembuluh darah yang mensuplai lambung, dan embolisasi arteri yang memperdarahi lambung.

Indikasi Operasi

Bila perdarahan terus berlanjut dan tidak bisa ditangani setelah transfusi lebih dari 6 unit darah (3000mL), maka ini merupakan indikasi operasi. Tekniknya meliputi anterior gastrotomi, pembersihan dan explorasi dinding lambung untuk sumber perdarahan, ligasi titik-titik perdarahan dengan jahit 8, dan tutup kembali luka anterior dan lakukan truncal vagotomy dan pyloroplasty untuk mengurangi sekresi asam lambung. Jika teknik ini dilakukan dengan keterampilan dan kehati-hatian, maka insidens perdarahan ulang hanya 5%.

Kadang juga perlu dilakukan gastrektomi parsial lalu vagotomi untuk menghentikan perdarahan.

Dan yang paling jarang harus dilakukan adalah total gastrektomi, sebab hanya boleh dilakukan jika perdarahan yang terjadi tidak bisa dihentikan dengan semua usaha di atas dan jiwa pasien dalam bahaya.

1 comment: